Tahfiz pagi kelas 2 dimulai. Hari itu, Adit menjadi kapten kelas. Ia maju ke depan kelas, menyiapkan doa. Setelah doa dilantunkan, dilanjutkan dengan menanyakan salat lima waktu anak-anak. Kemudian, murajaah hadis dan surah-surah pendek dilakukan.

“Teman-teman, kita awali pagi ini dengan murajaah hadis tentang belajar Al-Qur’an,” instruksi Ustaz Aruf.

Anak-anak melantunkan hadis tentang belajar Al-Qur’an.

“Hadis tawaduk,” instruksi Ustaz Aruf.

Anak-anak melantunkan hadis tentang tawaduk.

“Hebat! Dilanjutkan murajaah surah Al-Fajr ayat 1 sampai dengan selesai,” instruksi Ustaz Aruf.

Anak-anak melantunkan surah Al-Fajr ayat 1 sampai dengan selesai.

Ustaz Aruf mengamati semua anak saat mereka melantunkan surah Al-Fajr. Tiba-tiba, pandangan Ustaz Aruf terhenti pada seorang anak. Ia duduk paling belakang di barisan anak putra. Ia terlihat membaca dari awal sampai selesai dengan penuh semangat.

Loh, Naufal ikut membaca surah Al-Fajr sampai selesai!” batin Ustaz Aruf dengan perasaan terkejut.

Sebagian besar anak kelas 2 telah menyelesaikan hafalan surah Al-Fajr. Sisanya tinggal beberapa anak yang belum selesai. Termasuk Naufal. Anehnya, Naufal bisa ikut membaca surah Al-Fajr sampai selesai.

Tidak jauh dari itu, saat Ustaz Aruf hendak menutup kegiatan tahfiz pagi, Naufal berbicara, “Ustaz, hafalan Al-Gāsyiyahnya kapan?”

“Insyaallah pekan depan, ya,” jawab Ustaz Aruf.

Setelah kepulangan anak-anak, Ustaz Aruf teringat dengan Naufal. Lantas Ustaz Aruf mengobrol dengan Ustaz Adhit—selaku pengampu kelompok BAQ-nya Naufal.

“Ustaz, bagaimana perkembangan mengajinya Naufal saat BAQ?” tanya Ustaz Aruf.

“Alhamdulillah, Ustaz, Naufal semakin semangat dan rajin mengajinya. Akhir-akhir ini, ia sering belajar mengaji juga di rumah,” jawab Ustaz Adhit.

“Saat tahfiz pagi tadi, Naufal ikut membaca surah Al-Fajr sampai selesai. Naufal apa sudah selesai hafalan surah Al-Fajrnya, Ustaz?” tanya Ustaz Aruf.

“Belum selesai, Ustaz. Mungkin dia setengah hafal karena sering mendengar teman-temannya yang sudah hafal surah Al-Fajr sampai selesai,” jawab Ustaz Adhit.

Masyaallah, Naufal telah menunjukkan semangatnya dalam mengaji. Hal itu ia tunjukkan saat tahfiz pagi dan pelajaran BAQ di kelompok Ustaz Adhit. Tidak hanya itu, pertanyaan dari Naufal tentang kapan dimulainya hafalan Al-Al-Gāsyiyah juga menunjukkan antusiasmenya. Ustaz Aruf meyakini, tidak hanya Naufal saja, teman-temannya juga antusias. Ustaz Aruf merasa senang dan tambah bersemangat dengan setiap hadirnya anak yang antusias dalam mengaji. Pertahankan, Naufal!

Bagikan:
3 thoughts on “Antusiasme Tanpa Batas”
  1. terima kasih naufal atas semangat serta antusias kamu dalam belajar dan menghafal alquran. semoga allah mudahkan dan allah beri keberkahan

  2. Alhamdulillah, semoga semangat Naufal memberikan dampak positif untuk teman-teman yang lain.

  3. Tiap anak mempunyai karakteristik dan kemampuan masing-masing. Terima kasih Pak Aruf, Pak Adhit, dan Bapak Ibu guru semua, atas kesabaran mendidik murid-muridnya

Comments are closed.

Scan the code