“Yang nyawa wudunya masih utuh, boleh duluan!” seru Bu Wiwik.

Beberapa anak yang merasa terpanggil, langsung berdiri dengan girang dan menuju rak sandal.

“Yang nyawa wudunya sisa 2, silakan!”

“Yang nyawa wudunya sudah habis, silakan!” lanjut Bu Wiwik.

Nyawa wudu, simbol penyebutan kesempatan wudu anak-anak. Anak-anak diberi kesempatan sebanyak tiga kali jika melakukan kesalahan ketika berwudu. Jika nyawa wudunya sudah habis, mereka harus kembali melakukan wudu dengan pengawasan secara individu oleh Ustaz Adhit. Dan harus kembali dites. Hal ini cukup menantang bagi anak-anak supaya wudunya lebih baik.

Saat memasuki arena wudu, anak-anak dipastikan juga menata sandalnya supaya tidak berantakan. Namun, tidak tertutup kemungkinan juga ada yang tidak rapi karena tersenggol.

Dea, si anak pendiam. Yang diam-diam juga melakukan aksi baik. Bu Eva tak sengaja melihat Dea melakukan aksi baik tanpa bersuara. Ia menatakan sandalnya Kinan tanpa disuruh atau tanpa berteriak kepada Kinan. Bahkan tidak tanggung-tanggung ia juga menata sandal di sebelah sandal Kinan yang menurutnya kurang rapi.

Bu Eva jadi teringat, ia juga pernah menangkap momen yang hampir sama. Ketika berdoa sebelum makan siang, Nafiza kurang menunduk dan tidak menadahkan tangan. Dea, yang berada di sebelah Nafiza, tangannya menyentuh tangan Nafiza dan mengangkat tangan Nafiza seolah meminta Nafiza menadahkan tangan. Yang diberi  kode pun menurut. Momen ini bisa terbilang jarang. Dengan begitu Bu Eva merasa takjub.

Sungguh, apa yang dilakukan Dea menjadi pelajaran sekaligus nasihat untuk Bu Eva. Barangkali pembaca juga bisa mengambil pelajaran. Bahwa, kebaikan tak melulu harus diperlihatkan atau dilihat oleh manusia. Juga kita mengingat janji Allah kalau kebaikan sekecil apa pun insyaallah akan dibalas oleh Allah. Sebagaimana dalam Al-Qur’an, disebutkan, “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya Dia akan melihat balasannya, dan barangsiapa mengerjakan keburukan seberat zarah, niscaya Dia akan melihat balasannya” (QS. Al-Zalzalah: 7-8).

Bagikan:
4 thoughts on “Kebaikan Kecil”
  1. Sangat mengesankan melihat anak-anak seusia mereka melakukan kebaikan tanpa diminta. Seolah-olah tidak ada yang melihatnya. Tapi ketahuilah Allah melihatnya dan pasti akan di balas oleh Allah suatu saat nanti. Semangat Dea! Semoga istikamah!

  2. Alhamdulillah, semoga anak-anak selalu istikamah dalam melakukan kebaikan.

  3. Memang lulus tes wudu, belum menjamin murid-murid istikamah berwudu dg benar.

    Terima kasih, Bu Eva, Bu Wiwik, Pak Adhit, yang terus konsisten menjaga wudu murid-murid.

Comments are closed.

Scan the code