Selasa, 5 Maret 2024

Proyek kelas 2 kali ini adalah Collaborative (menanam, merawat, memanen, belanja, memasak). Namun, karena tanaman belum cukup untuk dipanen, memasak sayur kangkung diganti puding.

Rencana memasak telah disampaikan kepada anak-anak 2 minggu sebelumnya. Mulai dari jenis makanan yang akan dimasak, bahannya, alatnya. Kelompok juga sudah dibentuk.

Kelompok beserta nama-nama anggota ditulis di papan tulis. Alat dan bahan juga ditulis. Bu Amik menjelaskan bahan dan alat yang harus disiapkan, termasuk cara membuatnya. Bu Shoffa memberi kesempatan kepada anak-anak untuk diskusi. Mereka diberi kepercayaan untuk menunjuk ketua kelompok dan berbagi tugas.

Kegiatan berbelanja dibagi menjadi 3 angkatan. Kelompok 4 putra dan 1 putri mendapat kesempatan yang pertama berbelanja. Mereka adalah Ridho, Sultan, Daffa, Kalynn, Sabrina, Valda, dan Cemara. Bu Amik dan Ustaz Aruf yang menjadi pendamping mereka.

Pukul 10.10 rombongan belanja angkatan pertama keluar kelas untuk berbaris. Bu Amik membagikan uang kepada ketua kelompok. Mereka menerima uang untuk berbelanja.

“Ketua kelompok silakan maju,” kata Bu Amik.

“Ya, Bu,” jawab Ridho dan Cemara.

“Ini uang untuk belanja. Bu Amik tidak kasih uang pas, karena kita belum tahu harga masing-masing barang yang akan kita beli,” lanjut Bu Amik sambil menyerahkan uang kepada ketua kelompok, masing-masing satu lembar lima puluh ribuan.

“Nah, nanti sesampai di toko disiapkan catatan barang yang akan dibeli dan uangnya,” pesan Bu Amik. “Catatannya jangan sampai hilang.”

“Ya, Bu.”

Setelah cukup penjelasan, anak-anak berjalan menuju ke halte bus. Kebetulan halte busnya berada di depan Sekolah. Anak-anak, Bu Amik, dan Ustaz Aruf menunggu bus cukup lama. Sudah lebih dari 10 menit ditunggu, bus belum muncul.

Dari arah utara terlihat ada angkot warna oranye melaju ke arah selatan.

“Bagaimana kalau naik angkot ini saja, Bu?” tanya Ustaz Aruf.

“Iya, ya. Naik angkot ini saja, ya. Nunggu feedernya kelamaan,” sambut Bu Amik.

Angkot oranye itu pun disetop. Tepat di depan anak-anak menunggu, angkot itu berhenti.

“Anak-Anak, kita naik angkot ini. Ayo … ,” ajak Ustaz Aruf.

“Pak, Pasar Jati, lare ali-alit sewunan, nggih?” tanya Bu Amik kepada Pak Sopir. “Nggih,” jawab Pak Sopir.

Tidak perlu menunggu lama, mereka langsung naik ke dalam angkot. Binar-binar mata mereka menandakan kegembiraan. Di dalam angkot mereka senyum-senyum. Seperti merasakan kegembiraan yang belum pernah dirasakan.

Senengnggak?” tanya Bu Amik.

Seneng.”

“Ada yg sudah pernah naik angkot?”

“Belum.”

Deket apa jauh, Bu, tokonya?” tanya Ridho.

Deket. Tetapi kalau jalan kaki lumayan jauh. Capek,” jawab Bu Amik.

Bisa jadi mereka memang baru kali pertama naik angkot.

Beberapa menit kemudian, angkot sudah sampai di depan toko bahan kue. Di depan toko, Bu Amik  memastikan kembali catatan barang yang akan dibeli dan uang yang dibawa anak-anak. Setelah yakin, Bu Amik menyilakan anak-anak satu per satu masuk ke toko.

“Pasukan anak-anak pada belanja, nih,” celetuk seorang pelayan toko.

“Iya, mbak. Maaf, ya, anak-anak belajar belanja di sini.”

“Iya, Bu.”

“Silakan cari barang yang kalian butuhkan,” seru Bu Amik kepada anak-anak.

“Bu! Pudingnya kan 30 gram, tapi tidak ada yang berat bersihnya 30 gram,” kata Ridho setengah bertanya.

“Iya, Bu,” timpal Cemara.

“Adanya yang berapa?”

“10 gram,” jawab Ridho

“Jadi …?” tanya Bu Amik

Ridho diam sejenak, sambil memejamkan mata dan menempelkan jari telunjuknya di kepala.

“Berarti kita beli 3, Bu?” tanya Ridho.

“Betul sekali,” jawab Bu Amik.

Cemara dan Ridho pun langsung mengambil puding sebanyak tiga bungkus yang berat bersihnya masing-masing 10 gram.

Setelah selesai belanja, anak-anak, Ustaz Aruf dan Bu Amik keluar toko. Mereka bersiap untuk kembali ke Sekolah. Mereka harus menyeberang untuk bisa naik angkot ke arah Sekolah.

Satu kegiatan membuat anak-anak mendapatkan pengalaman yang bermacam-macam. Termasuk berhitung dan memutuskan barang yang harus dibeli.

Bagikan:

By Suparmi

11 thoughts on “30 = 3 x 10”
  1. alhamdulillah anak-anak mendapatkan pengalaman naik angkot yg mungkin banyak dari mereka belum pernah menaiki angkot dan yg pasti anak juga belajar menentukan pilihan dan berhitung

  2. Wow, belanja di toko! Bersama teman-teman? Asyik & bermakna

  3. Anak-anak mendapatkan pengalaman dan juga pembelajaran positif.

Comments are closed.

Scan the code