“Kloter” wudu terakhir tersisa empat anak. Ternyata keluar seorang anak lagi dari toilet. Wajahnya tak tampak basah, begitu pula tangannya. Bu Eva simpulkan ia belum wudu. Tapi ia berjalan lurus ke arah keluar dari arena wudu.

“Alisha mau ke mana?” selidik Bu Eva.

“Mau cuci tangan dulu,” jawabnya.

Ternyata Alisha hendak mencuci tangannya pakai sabun di wastafel depan.

Bu Eva mengamati selama beberapa hari, Alisha memang sering ke toilet sebelum wudu. Ia istikamah mencuci tangan pakai sabun selepas keluar dari toilet. Rupanya Alisha merekam dan melaksanakan nasihat gurunya. Beberapa hari sebelumnya, Bu Wiwik memang bercerita di kelas.

“Dulu waktu kakak kelas 2 masih kelas 1, mereka rajin mencuci tangan setelah keluar dari kamar mandi,” tutur Bu Wiwik.

Anak-anak antusias mendengarnya. Ada yang nyeletuk, tapi Bu Eva lupa apa yang diucapkan anak-anak.

“Karena di kamar mandi itu kan banyak bakteri. Bahkan di gagang pintunya juga bisa jadi ada bakterinya. Jadi, anak-anak biasakan cuci tangan setelah keluar dari kamar mandi,” lanjut Bu Wiwik.

Siapa sangka, setelah itu beberapa anak langsung menerapkan. Yang masih terpantau istikamah hingga saat ini: Alisha.

Ada pula kejadian yang hampir serupa tentang kebersihan diri.

Akhir-akhir ini, anak-anak sering bermain di belakang sekolah. Ada yang bilang mencari belalang, lebah, mencari hantu, atau sekadar bercanda tawa di belakang. Nyatanya, setelah main dari belakang, anak-anak tampak senang dan bahagia. Bapak/Ibu guru tidak tega jika harus melarang. Asalkan mereka bisa jaga diri.

Jam istirahat, Bu Eva ke kamar mandi. Ada suara canda tawa dari balik tembok kamar mandi. Shaqueena, Rafa dan Tristan. Bu Eva penasaran apa yang mereka lakukan. Bu Eva mengintip. Entah apa yang mereka cari. Mereka mengoreki tanah menggunakan lidi.

“Nanti kalau sudah selesai main, langsung cuci tangan dan kaki, ya. Cuci kaki di tempat wudu, cuci tangannya di depan pakai sabun,” pesan Bu Eva.

“Iyaa … Bu,” jawab ketiganya.

Selang beberapa menit, kebetulan Bu Eva ke toilet lagi. Ada seorang anak yang menyusul, Vano. Karena sudah hampir bel, mereka bergegas ke kelas.

“Ee, cuci kaki dulu,” teriak Shaqueena kepada teman-temannya.

Teman-temannya hampir terlupa, dengan cepat Shaqueena mengingatkan.

Harapannya, anak-anak tak mengabaikan kebersihan dirinya sendiri. Selain menjaga diri, juga melindungi orang lain. Barangkali bisa menyebabkan najis yang bisa tertinggal di tempat yang suci. Hal-hal kecil yang mungkin berdampak besar. Tak ada yang tahu pasti. Ikhtiar saja dulu.

Bagikan:
22 thoughts on “Kebersihan Diri”
  1. Alhamdulillah anak-anak sudah mulai membiasakan kebersihan diri sejak dini.

  2. Anak-anak kelas 1 menunjukkan fitrah mereka: pembelajar tangguh.

Comments are closed.

Scan the code