Semester genap telah berjalan hampir genap sebulan. Pada semester genap ini, Ustaz Aruf mendapatkan tugas untuk membimbing tahfiz pagi kelas 2. Yang sebelumnya selama semester gasal dibimbing oleh Ustazah Layla. Kegiatan tahfiz pagi ini rutin menjelang KBM pada pelajaran normal. Waktunya pukul 07.00—07.15.
Saat itu tepat pukul 06.57. Lagu “Mars Hidayatullah” berkumandang. Pertanda seluruh murid segera berbaris di depan ruang kelas untuk melakukan apel pagi. Kemudian bersalaman dengan bapak dan ibu guru dan masuk kelas.
Ustaz Aruf segera menuju ke kelas 2 untuk mengikuti apel pagi. Anak-anak sudah mulai berbaris. Kapten kelas menyiapkan barisan. Kemudian memilih barisan yang tertib untuk masuk ke kelas terlebih dahulu. Saat itu, barisan anak putri sudah tertib dan dipersilakan masuk kelas. Barisan anak putra masih belum tertib. Selang beberapa menit, akhirnya tertib juga barisannya. Anak putra pun segera masuk ke kelas.
Kegiatan tahfiz pagi dimulai. Kapten maju ke depan kelas untuk memimpin doa. Doa telah dilantunkan. Ustaz Aruf melirik ke arah jam yang terpampang di dinding telah menunjukkan pukul 07.10. Waktu tahfiz pagi tinggal 5 menit. Ustaz Aruf pun memilih untuk mengisi tahfiz pagi itu dengan murajaah dan menambah hafalan saja. Sedangkan pada tahfiz pagi sebelumnya, selain murajaah dan menambah hafalan, Ustaz Aruf juga selalu menanyakan tentang salat Subuh anak-anak, menghitung yang melaksanakannya dan yang tidak, dan merefleksinya.
Murajaah dan menambah hafalan telah berlangsung. Beberapa detik kemudian suara bel terdengar. Pertanda pergantian pelajaran. Ustaz Aruf pun segera mengakhiri tahfiz pagi. Kalimat penutup belum sampai selesai, tiba-tiba ada yang menyela, “Ustaz, kita belum ditanyai salat Subuhnya, loh,” ucap Cemara.
“Oh, iya, Teman-Teman ingin ditanya tentang salat Subuhnya?” tawar Ustaz Aruf.
“Ingin, Ustaz,” jawab sebagian besar anak-anak.
“Oke, Ustaz tanya, ya.”
Ustaz Aruf pun menanyakan salat Subuh anak-anak, menghitung yang melaksanakan dan yang tidak, dan merefleksinya.
Alhamdulillah. Ternyata anak-anak senang dan bangga jika melakukan kebaikan. Salah satunya melaksanakan salat Subuh. Anak-anak ingin diakui, dicek, dan senang jika ditanyai. Salah satu anak itu: Cemara. Dengan sigap. Dengan keberaniannya, ia menagih Ustaz Aruf untuk menanyai salat Subuh Cemara dan semua temannya.
Masyaallah, Ustaz Aruf senang dan bahagia. Alangkah bahagianya lagi, jika anak-anak istikamah melaksanakan salat Subuh. Ups, tidak hanya Subuh saja, tetapi lima waktu juga harus dijaga istikamahnya. Ditambah salat sunah lainnya lebih hebat dan keren lagi.
Saya tieringat pernyataan: setiap kita adalah murid guru, setiap kita adalah guru. Cemara tak hanya murid sekaligus guru. Salat 5 waktu sangat penting. Perlu keistikamahan untuk “ngopeninya.” Dan saya yakin para guru dan para murid SDIH 02 akan dimudahkan untuk menjaganya.
Maaf, ternyata salah ketik. Berikut perbaikannya.
Saya teringat pernyataan: setiap kita adalah murid, setiap kita adalah guru. Cemara tak hanya murid, tapi sekaligus guru. Salat 5 waktu sangat penting. Perlu keistikamahan untuk “ngopeninya.” Dan saya yakin para guru dan para murid SDIH 02 akan dimudahkan untuk menjaganya.
Masyaallah, anak-anak hebat. Semoga selalu istikamah dalam menjalankan kebaikan.