“Kalau ini warna merah, dan itu warna biru,” jawab Itaf.
“Kalau ini ada dalamnya, kalau itu enggak,” jawab Ridho.
“O, aku tahu. Ini bangun ruang, yang itu bangun datar,” jawab Cemara.
“Yang ini ada ruangannya, kalau itu enggak ada,” jawab Hafidz.
Rabu (24/1/2024), kegiatan anak-anak diawali dengan menyiapkan diri baris di selasar, putra-putri, dipimpin oleh kapten Ridho. Sang kapten menunjuk barisan yang paling rapi untuk menuju ke kelas. Kemudian, dilanjutkan tahfiz pagi yang dibimbing oleh Ustaz Aruf.
Usai tahfiz, anak-anak terjadwal pelajaran Matematika. Kali ini, materinya melanjutkan membuat tangram. Tangram ialah sejenis permainan edukasi yang terdiri dari tujuh keping bangun datar.
Pertama, anak menonton video tentang aneka bentuk tangram. Seperti, hewan, benda, dan lainnya.
“Bu, aku enggak bisa ….” rengek Itaf.
“Bu Shoffa, nanti gambarnya ditunjukin, kan?” tanya Adit.
“Teman-Teman, nanti kalian membuat tangramnya tidak harus seperti yang dicontohkan Bu Shoffa, ya. Apa saja boleh. O, ya, Bu Shoffa juga enggak nunjukin video ini, lo.”
“Berarti sesuai imajinasi, Bu?” tanya Daffa.
“Betul sekali! Teman-Teman, betul yang disampaikan Mas Daffa. Sesuai imajinasi kalian, ya. Jadi, boleh apa saja.”
Setiap anak menerima lembaran kertas yang berisi tujuh keping bangun datar dengan berbagai bentuk, yaitu sebuah persegi, lima buah segitiga, dan sebuah jajar genjang.
Selanjutnya, mereka mewarnai setiap kepingan tersebut dengan warna yang berbeda. Kemudian mengguntingnya dan membuat bentuk yang akan dibuat.
Setiap anak juga menerima kertas ukuran F4 sebagai dasar untuk menempel bentuk tangram yang dibuat.
Dua hari sebelumnya, Senin (22/1/2024), anak-anak sudah mulai mengerjakan permainan tangram ini, tetapi belum selesai. Mereka baru sampai tahap mewarnai saja. Masih ada dua tahap yang belum selesai, yaitu menggunting dan membentuk tangram.
Rabu (24/1/2024) mereka melanjutkan pekerjaan yang mengasyikkan dan menantang itu. Perkiraan Bu Shoffa hanya sebagian anak yang bisa menyelesaikan bentuk tangram hingga jam pelajaran berakhir. Ternyata di luar dugaan sang guru. Baru berjalan 10 menit, beberapa anak sudah selesai: Ridho, Qaleed, Hafidz, Cemara, dan Adit.
“Wow! Cepat sekali!” pekik Bu Shoffa dalam hati.
Kala itu Bu Shoffa sedang mengamati anak-anak yang sedang membuat tangram.
“Bu Shoffa, kalau sudah duduk di mana?” tanya Ridho.
“Di karpet, ya, nak!”
Ridho pun mengajak teman-temannya sesuai titah sang guru.
Itaf berjalan menghampiri Bu Shoffa. Bu Shoffa kira, Itaf hendak bertanya. Ternyata, ia hendak mengumpulkan bentuk tangram yang sudah dibuat.
Padahal, sebelumnya Itaf mengeluh tidak bisa. Ternyata, ia bisa menyelesaikan lebih dulu.
“Gimana, Taf? Katanya enggak bisa?” goda Bu Shoffa.
“He-he. Ternyata gampang, kok, Bu.”
“Lain kali dicoba dulu. Nah, kalau belum bisa baru tanya ke Bu Guru.”
“He-he,” jawab Itaf sembari menampakkan giginya.
Itaf bersegera menuju ke karpet untuk duduk dengan teman-teman yang sudah selesai.
Bu Shoffa juga ikut duduk di karpet dengan anak-anak yang sudah selesai. Dengan tujuan, ingin menjajaki kemampuan muridnya tentang bangun ruang. Sejauh mana mereka tahu. Karena sebelumnya, mereka belum mendapatkan materi ini. Rencananya materi bangun ruang akan disampaikan besok Kamis (25/1/2024).
“Teman-Teman, ada yang tahu apa perbedaan ini dan ini?” tanya Bu Shoffa kepada anak-anak yang sudah selesai sembari memegang bentuk kubus di tangan kanan dan bentuk persegi di tangan kiri.
“Kalau ini warna merah, dan itu warna biru,” jawab Itaf.
“Kalau ini ada dalamnya, kalau itu enggak,” jawab Ridho.
“O, aku tahu. Ini bangun ruang, yang itu bangun datar,” jawab Cemara.
“Wah, betul!” apresiasi Bu Shoffa sambil menunjukkan jempolnya.
“Ada lagi?” sambung Bu Shoffa.
Mereka pun mengernyitkan dahi.
“Kalau ini bisa diisi, kalau itu enggak,” jawab Qaleed
“Keren! Ada lagi?”
“Yang ini ada ruangannya, kalau itu enggak ada,” jawab Hafidz.
“Wiiih, hebat! Betul semua yang dikatakan Teman-Teman. Seratus!”
Ternyata jawaban para murid di luar dugaan sang guru. Tak sampai situ, saking terpananya, Bu Shoffa ingin menjajaki kemampuan muridnya lagi.
Beberapa anak yang sudah selesai langsung ikut bergabung duduk melingkar di karpet.
“Coba kalian sebutkan contoh bentuk ini yang ada di kelas!” tanya Bu Shoffa sembari memegang alat peraga bentuk tabung.
Anak-anak sangat antusias menjawabnya. Bu Shoffa pun melanjutkan dengan bentuk kubus. Ternyata anak-anak masih antusias. Bu Shoffa melanjutkan dengan bentuk balok dan limas.
“Masyaallah! Ternyata anak-anak bersemangat sekali menjawabnya!” batin Bu Shoffa.
Di luar dugaan. Ternyata anak-anak bisa “melihat” di dalam bentuk tiga dimensi itu ada ruang yang dapat diisi. Bahkan ada yang sudah tahu nama bentuk itu: bangun ruang. Padahal, melalui kegiatan ini Bu Guru hanya ingin menjajaki kemampuan muridnya tentang bangun ruang. Entah dari mana mereka memperoleh pengetahuan itu. Yang jelas, konsep bangun ruang belum diajarkan di kelas 2.
Bu Shoffa takjub, “Lagi dan lagi, Bu Guru banyak belajar dari kalian. Terima kasih, anak-Anak,” gumamnya.
buy rumalaya without prescription – order shallaki online cheap oral endep 50mg
cambia brand – buy aspirin 75 mg generic aspirin online order
celecoxib 100mg for sale – celecoxib 200mg canada indocin online order
mebeverine 135 mg sale – mebeverine 135mg tablet order cilostazol 100 mg generic
order benemid 500 mg for sale – cost etodolac 600mg tegretol 200mg us
order gabapentin 600mg pills – azulfidine pills buy sulfasalazine without prescription
order besivance for sale – buy besifloxacin eye drops for sale sildamax over the counter
order lasuna online cheap – buy lasuna sale himcolin cheap
Masyaallah, anak-anak hebat dan sangat antusias dalam mengikuti pelajaran.
Fitrah manusia adalah pembelajar tangguh. Apalagi di usia masih belia, ketangguhannya lebih mudah terlihat oleh orang dewasa.
Selamat belajar, murid-murid! Semoga Allah melimpahkan kepada kalian semua: ilmu yg bermanfaat, fid-din wad-dunya, wal-akhiroh