Rabu (28/2/2024), anak-anak kelas 2 SDIH 02 terjadwal melaksanakan field trip bersama kelas 2 SDIH. Kami menggunakan tiga armada bus. Tujuan perjalanan kali ini Kampoeng Kopi Banaran yang terletak di Bawen, Kabupaten Semarang. Di sana murid-murid berkesempatan untuk mencoba semua wahana. Keliling kebun kopi, edukasi tanaman perkebunan, halang rintang, dan permainan tradisional.
Saat tiba di lokasi tujuan, murid-murid diarahkan ke aula Robusta. Di sana mereka meletakkan tas dan barang-barang sesuai kelas. Kemudian menuju lapangan terbuka. Mereka hanya diperbolehkan membawa air minum.
Setibanya di lapangan, murid-murid dipersiapkan untuk ice breaking terlebih dahulu. Murid-murid SDIH 02 tampak antusias. Terlihat raut wajah mereka yang riang, tak sabar ingin mencoba semua wahana.
Usai ice breaking, murid-murid SDIH 02 dipersilakan berkeliling di kebun kopi menggunakan mobil offroad. Satu mobil diisi enam sampai tujuh murid dan satu orang bapak/ibu guru.
Selesai mencoba semua wahana, murid-murid dipersilakan berkumpul di lapangan.
“Bu Shoffa, sekarang jam berapa?” tanya salah seorang siswa.
“Jam 11, Nak. Gimana?” jawab Bu Shoffa sembari melihat jam di layar ponsel.
“Lo! kita enggak salat Duha, dong, Bu,” sahut Hasna.
Masyaallah. Pertanyaan Hasna sangat mengejutkan gurunya. Memang saat di sekolah anak-anak dibiasakan salat Duha setelah istirahat pertama. Sekitar pukul 09.30. Sedangkan sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 11.00. Pertanda salat Duha sudah terlewat.
“Hayyo, lo, gimana?“ goda Bu Shoffa.
“Aku udah salat Duha di rumah, Bu,” sahut Sabrina.
“Wah, masyaallah. Beneran, Sabrina? Salat Subuh apa salat Duha?” tanya Bu Shoffa memastikan sekali lagi.
“Salat Duha, Bu Shoffa,” jawab Sabrina.
“Sabrina salat Duha jam berapa, Nak?”
“Jam 6, Bu. Sebelum berangkat sekolah, aku diajak salat Duha sama Mama,” jelas Sabrina.
“Masyaallah. Sabrina hebat, ah! Semoga istikamah, ya, Nak!”
Keesokannya, Kamis (29/2/2024), Bu Shoffa merefleksikan percakapan siang sebelumnya setelah bertanya tentang pengalaman field trip kepada murid-murid.
Dugaan Bu Guru yang salat Duha hanya Sabrina. Dan tujuan Bu Guru kali ini ingin memamerkan kebiasaan baik yang telah dilakukan Sabrina. Namun, tak disangka, ternyata beberapa murid juga sudah melaksanakan salat Duha di rumah, yaitu Ridho dan Nadia. Masyaallah.
Betapa bersyukurnya Bu Guru mendengar pengakuan murid-muridnya. Bagaimana tidak! Sejak dini mereka sudah membiasakan salat Duha. Dan pastinya kebiasaan baik tersebut juga didukung oleh orang tua. Semoga kebiasaan baik Sabrina, Ridho, dan Nadia ditiru oleh teman-temannya. Amin.
Kebiasan baik untuk salat duha telah tertanam pada diri Hasna dan Sabrina, semoga kebiasaan baik selalu berlanjut.
Saya tertarik dg pertanyaan Hasna. Apa yang telah dilakukan di Sekolah ternyata ada atsarnya. Alhamdulillah. Semoga menyemangati semua pihak utk semakin menguatkan kebiasan dan akhlak baik anak-anak.
Masyaallah, kebiasaan baik anak-anak yang akan selalu teringat dan diterapkan dalam sehari-hari.
alhamdulillah kebiasaan shalat dhuha sudah tertanam di hati sebagian anak, semoga kebiasaan baik ini juga di ikuti oleh anak-anak yg lain baik di rumah maupun di luar lingkungan sekolah
Maasyaallah!