Hari ini Sultan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan teman-temannya. Ia berjalan di selasar dengan tertib menuju tempat wudu. Lengan baju sudah digulung. Namun, celananya belum.

Sultan antre dengan tertib. Ia duduk di bok tempat biasa menunggu giliran. Di sebelah kanannya ada Itaf.

“Sultan, celananya digulung dulu, ya,” kata Bu Amik.

Tanpa menjawab, ia berdiri, mengangkat dan meletakkan kaki kanannya di bok. Ia menggulung celananya. Kemudian kaki sebelah kiri pun demikian.

Melihat Sultan yang tertib, tampaknya Itaf tertarik. Dari tadi, Itaf memang memperhatikan Sultan. Mulai dari jalannya menuju tempat wudu, saat duduk menunggu giliran, sampai menggulung celana.

Dengan wajah agak menghadap ke arah Sultan, Itaf berkata kepada Sultan, “Salatnya nanti yang sungguh-sungguh, ya, Sul!”

Yang diajak bicara hanya mengangguk, sebagai jawabannya.

“Sultan, ayuk segera wudu!” kata Ustaz Aruf.

Sultan pun dengan tenang menuju keran yang ditunjukkan Ustaz Aruf. Keran dibuka dengan aliran air yang cukup. Tidak terlalu deras tapi juga tidak terlalu kecil. Ia melakukan wudu dengan baik. Hanya, saat membasuh sebagian kepala, ia membasuh seluruh bagian kepala. Tepat di bawah aliran air, kepala dijulurkan. Setelah selesai, rambutnya dikibas-kibaskan dengan tangan.

“Sultan, tidak harus seluruh kepala dibasuh! Dan tidak dikibas-kibaskan begitu!” kata Bu Amik.

Nggak apa-apa. Kan dingin, enak,” jawabnya.

Selesai wudu, Sultan bersama beberapa temannya berbaris di ruang depan kamar mandi putra. Mereka adalah Kennard, Ridho, Fillio, Sultan, dan Itaf. Ada juga beberapa adik kelas 1. Mereka bersama-sama hendak melafalkan doa setelah wudu.

Kennard ditunjuk sebagai kapten. Kennard memberi aba-aba, teman-teman melakukan apa yang disampaikan Kennard. Tak terkecuali Sultan.

Saat berdoa, Itaf, yang berada di belakang Sultan, masih memperhatikan Sultan. Ia berdoa sambil sedikit melongokkan kepalanya ke arah Sultan. Itaf masih memperhatikan Sultan, seolah memantau cara Sultan berdoa.

Sungguh, anak-anak telah memiliki rasa peduli kepada teman. Bahkan, jika ada temannya yang mulai ada perubahan menjadi lebih baik pun merasa senang. Mereka memberikan motivasi dan dukungan.

Begitulah perhatian Itaf kepada Sultan. Tidak hanya saat menjelang wudu, tetapi berdoa setelah wudu pun Sultan masih diperhatikan. Semoga anak-anak ini  selalu saling perhatian sampai kelak mereka dewasa.

Bagikan:

By Suparmi

9 thoughts on “Perhatian”
  1. alhamdulillah semoga anak-anak bisa selalu saling mengingatkan dan saling menolong hingga dewasa nanti

  2. Aamiin. Anak-anak perhatian dan saling support dalam menuju kebaikan.

  3. Aamin.
    Saling perhatian yang berlanjut saling membantu, saling tolong-menolong dalam kebaikan.

Comments are closed.

Scan the code