“Akhir-akhir ini kok Tristan jadi sensitif, ya, Bu, ke Mika? Biasanya akur nyenengke,” curahan hati Bu Eva kepada Bu Wiwik.

Bu Eva melanjutkan ceritanya kepada Bu Wiwik mengenai temuan-temuannya yang ia lihat dan alami selama beberapa hari di kelas. Bu Eva merasa yakin jika Bu Wiwik punya cara atau solusi menghadapi hal seperti ini. Tentang naik turunnya emosi anak-anak yang masih mudah dipengaruhi.  Berharap ada titik terang.

Baik Bu Eva maupun Bu Wiwik sebelumnya sudah mencoba dengan cara menasihati secara langsung. Namun, masih juga tak mempan. Sekilas mungkin ini masalah sepele. Namanya juga anak-anak. Kadang berbaikan, kadang berjauhan. Biasanya tak bertahan lama jika pun berjauhan. Namun, Bu Eva begitu khawatir jika ini akan berlarut-larut. Selama ini Bu Eva memandang antara satu anak dengan anak lainnya di kelas 1 cukup solid.

***

Kamis (23/11/2023), hampir semua anak tampaknya sudah hafal menyanyikan lagu nasional “Satu Nusa Satu Bangsa”. Lagu yang diajarkan dan dihafalkan saat pelajaran SBdP. Saatnya anak-anak maju per kelompok untuk menyanyikan lagu tersebut tanpa melihat teks.

Enam kelompok sudah terselesaikan. Kemudian dilanjutkan dengan Bu Wiwik bercerita tentang makna dan sejarah dari lagu nasional tersebut. Anak-anak antusias mendengarkan.

Bel istirahat pertama sudah berbunyi. Anak-anak mulai beranjak dari karpet. Tristan menghampiri Bu Eva dengan ekspresi tersenyum, “Bu, aku udah minta maaf ke Mika.”

Tristan langsung pergi lagi. Dalam hati, Bu Eva terkejut sekaligus terharu mendengar apa yang disampaikan Tristan. Bu Eva menduga Tristan terketuk hatinya saat mendengar cerita dari Bu Wiwik. Bu Wiwik bercerita tentang perjuangan para pemuda Indonesia yang turut berjuang memerdekakan negara Indonesia. Dengan cara para pemuda tersebut bersatu. Bu Wiwik menekankan kalau anak yang cerdas itu tidak mudah marah dan juga harus bersatu.

Bu Eva meyakini betul mantra itu yang membuat Tristan berbalik hatinya. Sehingga saat istirahat, Tristan dan Mika kembali bermain dengan bahagia. Keduanya tampak akrab lagi.

Keesokan harinya, Tristan sedikit terpengaruh oleh temannya. Ia hampir marah lagi kepada Mika.

Hayo … Tristan masih ingat pesan Bu Wiwik apa? Anak yang cerdas tidak mudah marah,” ujar Bu Eva.

Tristan tertawa dan tidak jadi marah kepada Mika. 99% dugaan Bu Eva tidak keliru.

Jika dipikirkan lagi, Bu Wiwik hanya bercerita di depan kelas sembari menyelipkan pesan moral. Itu pun tidak menyebutkan nama anak yang disasar. Lagi-lagi dengan mudahnya Allah mengetuk hati hambanya dengan perantara hamba lainnya.

Sebagai murid, Bu Eva jadi belajar lagi dari Bu Wiwik. Trik dan tip yang tak boleh habis. “Guru ora oleh kurang lakon, nek kentekan, ya kulakan,” begitu pesan yang Pak Kambali amanahkan, Sabtu (25/11/2023) pagi, tepat memperingati Hari Guru Nasional 2023.

Gibran (kiri) dan Tristan (Kanan) tengah membantu Mika melipat celana sebelum wudu.
Bagikan:
10 thoughts on “Punya Cara”
  1. MasyaAllah, Bu Wiwik memang punya banyak cara menghadapi sifat dan emosional anak. Sungguh teladan baik yang bisa saya contoh.

  2. MasyaAllah, saya belajar banyak dari guru-guru di SD 2. Semoga saya bisa menjadi guru yang hebat juga seperti guru-guru di SD 2.

Comments are closed.

Scan the code