“Sebelum Ustaz Aruf akhiri pembelajaran mengaji hari ini, seperti biasa, pesan Ustaz Aruf: Teman-Teman tetap membiasakan diri belajar mengaji di rumah, ya!” ucap Ustaz Aruf.

“Baik, Ustaz,” jawab anak-anak.

Pembelajaran BAQ hari itu pun selesai.

Keesokan harinya. Ustaz Aruf tiba di sekolah. Kemudian fingerprint dahulu sebelum masuk ruang guru. Terlihat ada seorang murid yang berjalan agak cepat mendekati Ustaz Aruf. Ternyata Valda. Kemudian Valda mengajak Ustaz Aruf untuk bersalaman.

“Ustaz, Valda belum belajar tadi malam,” ucap Valda.

Ustaz Aruf tersenyum. Kemudian menjawab, “Oh, iya tidak apa-apa. Nanti kita belajar mengaji saat BAQ, ya, Valda.”

Valda pun menganggukkan kepalanya. Tanda sepakat dengan ajakan Ustaz Aruf.

Pembelajaran BAQ sedang berlangsung. Tepatnya saat pembukaan.

“Siapa yang tadi malam sudah belajar? Bilang saya!” tanya sekaligus instruksi Ustaz Aruf dengan menggunakan nada dan mengangkat tangan.

Beberapa anak terlihat tidak mengangkat tangan. Termasuk Valda.

“Loh, Valda tadi bukannya sudah belajar di kelas,” lapor Qaleed.

“Iya, Ustaz. Tadi saya juga lihat Valda belajar di kelas,” Adit ikut melaporkan juga.

“Apakah benar yang dikatakan Qaleed dan Adit, Valda?” tanya Ustaz Aruf.

Dengan sedikit ekspresi malu dan tersenyum Valda menjawab, “Iya, Ustaz. Benar.”

“Masyaallah. Hebat. Bagus,” puji Ustaz Aruf sambil mengarahkan jempol ke arah Valda.

Masyaallah. Valda berterus terang kalau belum belajar. Jujur. Dengan bersikap demikian membuat Valda seolah-olah merasa bersalah. Sehingga kesadaran dan keinginan untuk bertanggung jawab dan berusaha memperbaikinya. Bapak dan Ibu Guru merasa senang dengan sikap dan tindakan yang telah Valda tunjukkan.

Bagikan:
Scan the code