Rabu pagi (15/11/2023), Bu Wiwik tiba di kelas. Masih sepi. Belum ada satu pun murid yang datang. Rutinitas pagi dilakukan. Menghidupkan lampu dan AC. Tak lupa menyemprotkan obat nyamuk di sudut-sudut kelas. Aroma jeruk cairan pembunuh nyamuk semerbak. Bu Wiwik memakai maskernya. Sekitar sepuluh menit Bu Wiwik duduk di kursinya. Menyiapkan beberapa hal untuk pembelajaran tiga hari ke depan.

Tak berselang lama, Bu Eva dan beberapa murid datang. Bu Wiwik bergegas ke musala. Bu Eva menyusul. Menunaikan salat Duha. Lagu pagi bergema. Suasana semakin ramai. Bu Wiwik kembali ke kelas. Ketika hendak mengambil kaus kaki di kolong mejanya, pandangannya sedikit kabur. Nggliyêng, kata orang Jawa. Bu Wiwik segera mengalihkan perhatiannya. Ia menyapa murid-muridnya. Rasa tak nyaman itu sedikit mereda.

Bel berbunyi. Murid-murid berbaris di selasar kelas. Hingga doa usai, Ustaz Adhit belum terlihat. Bu Wiwik mengisi tahfiz pagi.

“Bu Wiwik, Ustaz Adhit mana?” tanya Rara.

“Bu Wiwik belum tahu. Nanti kalau sudah ada kabar, Bu Wiwik akan sampaikan,” jawab Bu Wiwik.

Sebelum tahfiz berakhir, Bu Wiwik melirik ponsel. Pukul 07.06 ada chat masuk. Dari Pak Kambali.

“Hari ini, Pak Adhit dan Bu Shoffa gak masuk. Pak Adhit kecelakaan, Bu Shoffa sakit.”

Membaca itu, Bu Wiwik tertegun sejenak.

“Teman-Teman, hari ini Ustaz Adhit tidak masuk sekolah karena kecelakaan. Kita doakan semoga beliau baik-baik saja, ya,” jelas Bu Wiwik memungkasi tahfiz.

Tampak jelas kekhawatiran dan rasa ingin tahu dari tatapan mata murid-murid.

“Bu Wiwik belum bisa menjelaskan lebih jauh bagaimana kondisi Ustaz Adhit. Kita doakan saja, ya.”

Bu Wiwik beranjak dari tempat duduknya. Sebuah kursi kecil berwarna kuning setinggi kurang lebih 30 cm. Nggliyêng itu kembali muncul. Kali ini diikuti rasa mual dan keringat dingin. Bu Wiwik mengabaikannya. Bergegas, ia menuju ruang mengaji. Murid-muridnya sudah bersiap.

Bersyukur, kegiatan BAQ hari ini adalah dril. Tenaga yang dibutuhkan relatif lebih sedikit. Murid-murid membaca halaman 21—40 baris 1—4. Sebelumnya, mereka telah menyelesaikan halaman 1—40. Empat puluh halaman itu diselesaikan dalam waktu kurang lebih empat puluh hari efektif. Targetnya: sehari satu halaman.

Sampai pada halaman 32, rasa tak nyaman itu kian membuncah.

“Anak-Anak, Bu Wiwik izin ke kamar mandi dulu, ya. Anak-Anak boleh istirahat dulu. Boleh minum,” sergap Bu Wiwik sambil setengah berlari ke luar ruangan.

Sekembalinya ke ruang mengaji, Bu Wiwik merasa lemas. Ia meminta izin kepada murid-muridnya untuk merebahkan diri.

“Maaf, ya, Teman-Teman. Bu Wiwik kurang enak badan. Bu Wiwik minta izin tiduran di sini, ya.”

“Iya, Bu. Bu Wiwik tidur di UKS aja,  usul Elora.

Enggak apa-apa, Nak. Bu Wiwik di sini saja. Kalian lanjutkan membacanya sampai selesai, ya. Membacanya boleh sendiri-sendiri.”

Murid-murid membaca jilidnya masing-masing. Mereka memahami kondisi gurunya. Mereka tidak menuntut apa pun. Tidak pula banyak bertanya. Bahkan, anak-anak itu sengaja memelankan suara mereka. Bu Wiwik dapat melihat empati di wajah-wajah manis mereka.

Akbar mendekati Bu Wiwik. Bu Wiwik pura-pura memejamkan matanya. Sepintas, Bu Wiwik melihat wajah sendu sekaligus penasaran Akbar. Ia lalu kembali ke tempat duduknya.

“Akbar, ngaji, yuk?” bujuk Gibran.

“Yuk, Akbar! Nanti kita bantuin,” sambung Vano penuh keyakinan.

Bu Wiwik menyaksikan interaksi ketiganya dari bawah kolong meja.

Akbar mengangguk. Segera, ia membuka buku mengajinya. Gibran dan Vano mencontohkan cara membacanya. Akbar mengikuti. 100% Akbar menurut. Sesekali ia melihat ke arah gurunya yang tengah berbaring di hadapannya.

Sungguh pemandangan yang luar biasa. Akbar “takluk” pada ajakan tulus dua temannya.

Bu Wiwik patut bersyukur. Dalam kondisi tak berdaya, ternyata ada malaikat-malaikat kecil yang menolongnya. Apa yang mereka lakukan sungguh menggetarkan hati. Usia boleh belia, tapi kedewasaan mereka patut diadu.

“Terima kasih, Anak-Anak baik. Semoga Allah Swt. selalu membimbing kalian dalam kebaikan.”

Bagikan:
One thought on “Kedewasaan”
  1. Masyaallah, semoga guru dan murid serta warga SDIH 02 selalu diberikan kesehatan serta kekuatan dari Allah Subhanahu Wata’ala, amiin ya rabbal’alamin.

Comments are closed.

Scan the code