“Bel masuknya berapa lama lagi, Bu Wiwik?” tanya Daffa.
“Sekitar lima menit lagi,” jawab Bu Wiwik singkat.
“Lima menit lagi bel!” seru Daffa mengingatkan teman-temannya yang masih asyik bermain kejar-kejaran di halaman sekolah.
Sejurus kemudian, beberapa siswa laki-laki menyerbu kelas. Mereka memanfaatkan sisa waktu itu untuk minum dan mengistirahatkan raga.
“Bu, boleh persiapan wudu?” tanya Adit.
“Ini masih jam istirahat, Dit,” jawab Bu Wiwik.
“Gak papa, Bu”.
Bu Wiwik menyilakan Adit bersiap wudu. Ia menggulung lengan baju dan celananya.
Bel berbunyi. Seluruh siswa bergegas. Setelah lengan baju dan celananya tergulung, setiap anak duduk berbaris di depan pintu kelas. Kapten Kennard memimpin tepuk dan niat wudu.
Lima belas anak telah lulus tes rukun wudu. Mereka menjadi peserta wudu “kloter” pertama dan kedua. Mereka berhak wudu secara mandiri. Ustaz Adhit telah bersiap di keran tujuh—sebutan untuk tempat wudu dengan tujuh keran. Beliau membimbing dan mendampingi pelaksanaan wudu para siswa yang belum lulus tes.
…
“Kloter” wudu keempat telah usai dibimbing. Asmaulhusna selesai dilantunkan.
“Sikap salat. Berdiri tegak. Menghadap kiblat. Pandangan lurus ke tempat sujud. Salat sunah Duha dimulai.”
Di penghujung rakaat pertama, Bu Wiwik tersadar ada salah seorang muridnya yang belum masuk kelas. Ia segera mencari muridnya tersebut. Rupanya yang dicari sedang menuju kelas.
“Sultan dari mana?” tanya Bu Wiwik.
“Aku habis pipis, Bu,” jawab Sultan dengan senyum khasnya.
Terlihat sisa coklat di sudut bibirnya. Wajahnya pun masih kering. “Sultan belum wudu, ya?” tebak Bu Wiwik.
Ia kembali tersenyum.
“Mas Sultan, lain kali, saat menunggu teman-teman wudu, Sultan pipis dulu, ya. Supaya salatnya tidak ketinggalan. Sekarang Sultan wudu dulu. Nanti Sultan salat di kelas sebelah.”
Sultan, siswa termuda di kelas. Pejuang tangguh. Selalu tersenyum meski dalam kesulitan. Pun kali ini. Meski tertinggal dari teman-temannya, dia tak gugup, sedih, menangis, atau takut. Senyum khasnya mengisyaratkan itu semua. Bukan dia tak tahu dia salah, tetapi memang begitulah Sultan. Selalu bahagia.
Terjadi gejolak dalam pikiran Bu Wiwik. Sultan telah ketinggalan bimbingan Duha. Jika ia menyusul teman-temannya di kelas, ia hanya akan mendapat sedikit bagian pembimbingan.
“Baiklah, Sultan harus salat sendiri, apa pun risikonya,” batin Bu Wiwik.
Menjelang bimbingan wudu untuk Sultan berakhir, Itaf menyusul.
“Aku mau pipis, Bu,” kata Itaf.
Tebersit rasa tak nyaman dan kecewa di hati Bu Wiwik. “Duh, sayang sekali. Itaf harus mengulang salat Duhanya.”
…
“Sultan, silakan memulai salat Duhanya.”
Anak itu bingung harus bagaimana. Dia belum hafal bacaan salat. Tidak mungkin Bu Wiwik melakukan pembimbingan dari awal hingga akhir. Ia harus mengajar di jam setelah Duha.
“Oh, iya. Kan ada Itaf,” desir kelegaan menjalar di benak Bu Wiwik.
Itaf. Anak yang telah lulus tes rukun wudu, pertama. Bacaan dan gerakan salatnya juga telah mumpuni untuk anak seusianya.
“Mas Itaf sudah berdoa setelah wudu?”
“Sudah, Bu.”
“Oke, sekarang Itaf salat Duha di sini bersama Sultan, ya.”
Itaf mengangguk. Mereka memulai salat Duha.
Masalah terpecahkan. Muncul masalah baru. Bel berbunyi. Bu Wiwik harus mengisi jam pelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Tak mungkin ia meninggalkan kedua anak ini sendiri. Harap-harap cemas, Bu Wiwik mengintip ruang TU. Alhamdulillah, ada Bu Ambar.
“Bu, lagi sibuk ngga?”
“Ini saya lagi mengerjakan tugas dari Bu Desy. Tapi bisa saya lanjutkan nanti,” jawab Bu Ambar melegakan hati.
“Alhamdulillah. Minta tolong awasi Sultan dan Itaf, ya. Mereka sedang salat Duha di kelas sebelah.”
“Iya, Bu.”
Rangkaian peristiwa ini sungguh indah terskenario oleh Penulisnya. Bagaimana jika yang terlambat duha bukan Sultan? Bagaimana jika yang ingin pipis bukan Itaf? Bukan tidak mungkin masalah akan semakin panjang. Melalui skenario kali ini, Itaf dapat menjadi sosok yang membantu teman dan guru(-guru)nya. Sultan dapat belajar dari Itaf. Bu Ambar pun menjadi penolong yang terpilih.
Terima kasih, para penolong. “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”
generic mestinon – generic sumatriptan buy imuran generic
order rumalaya online – endep price endep oral
generic diclofenac – buy aspirin 75mg for sale aspirin drug
celecoxib 200mg tablet – celecoxib 100mg tablet buy indomethacin 75mg pill
order mebeverine 135mg online cheap – buy colospa cheap order cilostazol 100mg without prescription
buy probalan generic – purchase probenecid buy carbamazepine 200mg without prescription
how to get neurontin without a prescription – buy gabapentin 600mg sale order azulfidine 500mg sale
besifloxacin over the counter – purchase sildamax for sale cheap sildamax sale
purchase lasuna without prescription – diarex tablets buy himcolin generic