Rabu (28/9) pukul 09.50 saya terima chat WA. Dari Bu Fitri. Beliau salah satu staf di Dinas Pendidikan Kota Semarang. Belakangan saya tahu, beliau sekarang Kasi Peserta Didik SMP. Anak beliau dua. Putri semua. Keduanya sekolah di SD Islam Hidayatullah. Dulu. Sekarang kedua-duanya sudah lulus SD. Saya pernah mengajar salah satu anaknya. 

Bu Fitri melampirkan berkas PDF. Saya buka. Ternyata undangan. Ditujukan kepada 9 pihak: Ketua MKKS, Ketua PKKS, Kepala SMP 21, Kepala SMP 26, Kepala SMP 12, Kepala SD Islam Hidayatullah 02, Korwas SMP, Kasi Sarpras SMP, Sub Koordinator Kurikulim SMP.

“Bu, kok saya terima undangan? Lainnya SMP, hanya saya yang SD. Ada apa, Bu?”

“Ini hanya acara pembukaan lomba MAPSI. Untuk SD, hanya Bapak yang diundang karena sekolah terdekat sekalian kami pinjam tempat parkir.”

“O, begitu. Baik, Bu. Kami siapkan tempat parkirnya.”

Saya menjadi sering berinteraksi dengan Bu Fitri saat mengurus NPSN. Sekitar Agustus 2021. Waktu itu Yayasan mendirikan SD Islam Hidayatullah 02. Memang secara hierarki, sebelum maju ke Dinas Kota terlebih dahulu melalui UPTD Kecamatan—sekarang sebutannya menjadi korsatpen kecamatan. Namun, karena sudah kenal, beberapa kali saya menghubungi Bu Fitri secara langsung.

Setelah mendapat penjelasan dari Bu Fitri, saya segera mengoordinasikan dengan teman-teman. Saat mengoordinasikan inilah, saya beberapa kali melihat kembali berkas PDF dari Bu Fitri. Undangan acara pembukaan lomba MAPSI. Ada yang janggal. Saya periksa kembali. Saya lihat lebih cermat. Beberapa kali saya perbesar berkas itu. Dalam undangan, hari pelaksanaan acara tertulis Kamis, 29 Agustus 2022. 

Kalau memperhatikan tanggalnya, berarti sudah terlaksana satu bulan yang lalu. Tetapi tanggal tersebut harinya Senin, bukan Kamis. Sedangkan Kamis besok, tanggal 29 September 2022.

Apakah ini hanya salah ketik: September terketik Agustus? Atau bahkan salah ketik: bukan Kamis, 29 September 2022, melainkan hari selain itu—yang saya tidak tahu pastinya.

Saya ragu. Saya merasa perlu meminta konfirmasi.

“Mohon maaf, Bu Fitri. Saya baru ngeh. Dalam undangan tertulis 29 Agustus 2022. Apakah yang dimaksud 29 September 2022 (besok)?”

“Maaf, Pak. Yang benar: 29 September 2022.”

“Baik, Bu. Terima kasih.”

Alhamdulillah, sudah ada kejelasan. Saya lebih mantap meminta bantuan teman-teman untuk meyiapkan tempat parkir. Termasuk menjadwal ulang beberapa agenda kegiatan.

Pukul 14.57 (32 menit berikutnya), saya dapat chat lagi. Dari Bu Fitri. Berkas PDF. Masyaallah beliau kirim ralat undangan. Saya lihat berkas itu. Sudah berubah. Menjadi Kamis, 29 September 2022. 

Nggih, Bu. Insyaallah saya hadir.”

Bagi saya, konfirmasi Bu Fitri melalui chat, sebetulnya sudah cukup. Tanpa dikirimi ralat undangan, saya sudah sangat yakin bahwa pelaksanaannya Kamis, 29 September 2022.

Tetapi Bu Fitri tetap melakukan perbaikan, membuat ralat undangan. Walaupun saya perkirakan, sebagian orang menganggap perbaikan tersebut sudah tidak diperlukan. Apalagi sudah konfirmasi melalui chat

Saya merasa mendapat penghormatan atas perbaikan yang dilakukan Bu Fitri. Seakan beliau menghargai masukan saya dengan melakukan perbaikan tersebut. Sekaligus saya juga merasa mendapat nasihat dari beliau: bila ada kekeliruan dan kita telah menyadarinya, sepatutnya kita perbaiki sesegera mungkin. 

Terima kasih atas ilmunya, Bu Fitri. (A1)

Bagikan:
9 thoughts on “Nasihat”

Comments are closed.

Scan the code