Sesi Dialog

Sebanyak 20 orang tua siswa hadir pada Pertemuan Guru dan Orang Tua/Wali Siswa (PGOTW) kelas I SD Islam Hidayatullah 02. Silaturahmi perdana antara Sekolah dan orang tua siswa ini digelar pada Sabtu, 20 Agustus 2022. Bertempat di ruang kelas I, ruang belajar sehari-hari putra/putri mereka, pertemuan berlangsung sejak pukul 08.00 hingga pukul 09.15.

Mengawali acara, duet Azalea dan Nadia, melantunkan surah Al-Fatiha bersama-sama. Sepasang siswi kelas I tersebut tampil tenang di depan hadirin yang terdiri dari orang tua siswa, guru-guru, Kepala Sekolah, dan tenaga kependidikan lainnya. Secara bergantian keduanya lantas melafazkan QS. Al Fiil dan QS. Al Ma’un. Meski tampak sedikit gugup, akhirnya keduanya berhasil menaklukkan kegugupan mereka. Terbukti, bacaan mereka lancar, fasih, dan tartil. Tergambar jelas hafalan mereka sempurna.

Tahfiz oleh Azalea (kiri) dan Nadia (kanan)

“Bapak/Ibu, perkenalkan saya Mohamad Kambali. Anak-anak dan Bapak Ibu Guru di sini biasa memanggil saya dengan Pak Kambali,” papar Kepala SD Islam Hidayatullah 02 mengawali sambutan.

Pak Kambali menuturkan, pertemuan tersebut dimaksudkan untuk mempererat silaturahmi Sekolah dengan orang tua siswa. Pak Kambali lantas memperkenalkan setiap guru dan tenaga kependidikan lainnya yang membersamai para siswa setiap hari.

Pada akhir sambutannya, Pak Kambali menukil pernyataan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, bahwa muatan pendidikan SD adalah 70% pendidikan karakter dan 30%  akademik. Itu pula yang diupayakan di SD Islam Hidayatullah 02.

“Sebelum pertemuan ini, saya membuka data kuesioner yang pernah Bapak/Ibu sampaikan ketika PPDB. Alhamdulillah, apa yang kami laksanakan di Sekolah sejalan dengan keinginan Bapak/Ibu sekalian, yakni mengarusutamakan pendidikan karakter.”

Sambutan Kepala SD Islam Hidayatullah 02

Melengkapi informasi tentang kegiatan pembelajaran di kelas, Dwi Jayanti, wali kelas I, tampil sebagai pembicara kedua. Dalam paparannya, guru yang biasa disapa Bu Wiwik ini menguraikan apa yang telah Pak Kambali sampaikan sebelumnya tentang 70% : 30% pendidikan di SD Islam Hidayatullah 02.

Pada tataran akademik, 30% pembelajaran di kelas difokuskan pada calistung (baca, tulis, dan hitung). Keterampilan menulis dilatih dengan memanfaatkan buku bergaris 3 serta panduannya yang telah tertempel di buku tersebut. Sementara, keterampilan hitung siswa terintegrasi dalam pembelajaran.

“Bapak/Ibu, 70% kegiatan belajar Ananda di Sekolah merupakan pembiasaan ibadah dan adab. Bimbingan wudu dan salat Duha dilakukan setiap hari. Fokus bimbingan salat Duha adalah pada gerakan, sementara bacaan salat yang dijaharkan dimaksudkan agar siswa terbiasa mendengar sehingga lama-kelamaan hafal. Salat Zuhur berjemaah dilakukan bersama seluruh warga sekolah, termasuk satpam dan petugas kebersihan. Piket menyiram tanaman, apel, tahfiz pagi, dan makan siang juga kami laksanakan setiap hari,” jelas Bu Wiwik.

Adanya jurnal PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) juga selaras dengan program Sekolah. Berdasarkan testimoni beberapa orang tua, jurnal tersebut bisa dijadikan “senjata” untuk memotivasi siswa melaksanakan kebaikan.

“Insyaallah, setiap Senin guru akan memberikan feedback atas capaian siswa pada jurnal PPK. Komunikasi yang terjalin diharapkan mampu membiasakan anak untuk dapat merefleksi dan memperbaiki diri,” lanjutnya.

Sebelum mengakhiri paparannya, Bu Wiwik juga menyampaikan tentang pembiasaan adab dan kesepakatan kelas yang telah dilaksanakan. Dukungan orang tua sangat diharapkan untuk bersinergi dan mengupayakan penguatan karakter-karakter tersebut di rumah.

Kepala Divisi Qur’anic Learning Center (QLC) Hidayatullah, Ustaz Aris Susanto memungkasi sambutan pada acara tersebut. Dalam paparannya selama kurang lebih 15 menit, Ustaz Aris menjelaskan bahwa QLC merupakan salah satu divisi di LPIH yang menaungi pembelajaran Al-Qur’an di PAUD, SD, SMP, dan SMA.

“QLC Hidayatullah hadir untuk membantu Ayah/Bunda yang hendak belajar Al-Qur’an. Saat ini sudah ada tiga kelompok mengaji yang anggotanya adalah para orang dewasa, baik yang memiliki putra/putri yang bersekolah di Hidayatullah maupun tidak.”

Beliau berkelakar, “Jangan sampai Ayah/Bunda diistigfari ananda jika suatu saat kurang tepat dalam membaca ayat Al-Qur’an. Saya pernah mendengar cerita dari salah seorang wali murid bahwa beliau sering diistigfari putranya karena bacaan Al-Qur’annya kurang tepat. Hal itulah yang menjadi salah satu pemicu beliau bergabung dengan program kami ini.”

Penyampaian informasi dari Divisi QLC Hidayatullah

Pertemuan diakhiri dengan sesi dialog. Bu Layla, sapaan guru yang bertugas sebagai pewara, memberikan kesempatan kepada para orang tua untuk menyampaikan pertanyaan, usul, saran, kritik, keluhan, dan lain-lain. Bunda Nila Widyastuti menyampaikan pertanyaan mengapa salat Jumat belum dilaksanakan, namun digantikan salat Zuhur.

Pertanyaan tersebut direspons oleh Pak Kambali, “SD Islam Hidayatullah 02 bisa dibilang sebagai adik  SD Islam Hidayatullah. Di SDIH, salat Jumat diikuti oleh kelas V dan VI. Oleh karena SDIH 02 sama dengan SDIH, maka kelas I belum melaksanakan salat Jumat. Namun, apa yang telah Ibu sampaikan akan kami catat dan pertimbangkan.”

Sesi Dialog

Bu Layla kembali menawarkan kesempatan barangkali ada lagi yang hendak disampaikan. Rupanya sudah tidak ada. Acara lantas diakhiri dengan bacaan hamdalah dan doa penutup majelis. Orang tua/wali siswa yang hadir menunjukkan komitmen untuk mendukung dan meneruskan apa yang telah dilakukan Sekolah.

Bagikan:

By Admin

10 thoughts on “71% Orang Tua Siswa Antusias Ikuti PGOTW Perdana”
  1. Alhamdulillah. Semoga silaturahmi dialogis bisa digelar sesering yang dibutuhkan. Prakarsa pertemuan semacam ini tidak harus berasal dari Sekolah. Orang tua murid pun berhak untuk mengusulkan pertemuan dengan Sekolah. Semua itu demi menyelaraskan pola pendidikan anak di Sekolah dan di rumah.

    Selamat.

Leave a Reply

Scan the code